STPN Selenggarakan Peringatan Dies Natalis ke-22


Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) merayakan Dies Natalis ke-22, di Kampus STPN, Yogyakarta, Jumat (6/3). Acara ini mengambil tema “Penyiapan Sumberdaya Manusia yang Unggul dan Berkarakter untuk Menwujudkan Keadilan Ruang Hidup Rakyat”.
Perayaan Dies Natalis STPN tersebut diawali dengan Apel Besar Civitas Akademika STPN yang dipimpin oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan. Hadir pada acara tersebut antara lain Sekretaris Utama, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi D.I. Yogyakarta, Kepala Biro Tata Usaha Pimpinan dan Protokol (TUPP), Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, para Dosen STPN, para Taruna STPN, para Karyawan STPN, serta tamu undangan.
Dalam sambutannya Ferry mengatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun karakter bangsa. Proses pendidikan tidak terbatas pendidikan formal saja, tetapi juga interaksi sosial, emosional serta melibatkan jiwa raga.
Kehadiran STPN dimaknai kesiapan dan kedewasaan karena STPN merupakan penghasil birokrat pertanahan. “Karena itu STPN harus mencerdaskan serta meningkatkan kemampuan para taruna,” kata Ferry.
Terdapat tiga strategi pengembangan karakter yang dilaksanakan oleh STPN. Pertama, pendidikan karakter terintegrasi dalam kegiatan kurikuler, ko kurikuler, dan intrakurikuler; Kedua, memberikan keteladanan dalam semangat kebersamaan; Ketiga, menegakkan rambu-rambu dan menjaga koridor pembelajaran dan pengasuhan.
Dalam rangkaian Dies Natalis tersebut, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan, juga memberikan kuliah umum di Pendopo Sasana Widya, yang diikuti oleh mahasiswa STPN.
Dalam kuliahnya Ferry mengatakan bahwa hak komunal masyarakat adat menjadi isu yang cukup serius karena hal ini dapat menjadi penyebab terjadinya sengketa pertanahan. Untuk menyelesaikan sengketa pertanahan, Ferry mengatakan bahwa Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN akan berupaya menyelesaikannya dengan jalur mediasi. “Kita selalu mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian persoalan pertanahan,” jelasnya.
Ferry juga bersyukur dengan kehadiran STPN. Ia berkomitmen hadir dalam pelaksanaan wisuda di STPN serta memperhatikan para lulusan STPN. “Sebelum lulus mereka akan diberikan formulir penempatan kerja dan dapat bebas memilih penempatan kerja mereka namun tidak boleh kembali ke daerah asal,” kata Ferry.
Aspek pendidikan Program Diploma IV (DIV) juga akan ditinjau kembali. Ferry beralasan bahwa banyak lulusan Sarjana (S1) yang lulus lebih cepat. “Saya akan berbicara dengan Dirjen Pendidikan Tinggi,” ujarnya.
Ferry juga mendorong STPN agar menjadi kawah candradimuka pengembangan Sumberdaya Manusia di bidang pertanahan. Menurutnya, SDM yang unggul harus dikawal dan dibentuk secara konsistensi untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi oleh masyarakat. “Setiap taruna harus dibekali soft skill agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” jelasnya.