Berbicara mengenai batas selalu diawali dengan cerita sejarah beberapa abad sebelum Masehi tentang petani-petani Mesir di lembah sangat subur Sungai Nijl,  setiap tahun selalu kesulitan menemukan kembali  batas tanahnya akibat hilang tersapu banjir. Di Indonesia peristiwa meletusnya Gunung Galunggung di Jawa Barat,  laharnya menyapu bersih batas-batas pemilikan tanah. Terakhir bencana Tsunami di Nanggro Aceh Darussalam  tidak hanya menghilangkan batas-batas pemilikan tanah tetapi berikut data rekaman tentang batas-batas tersebut.
Permasalahan batas sudah muncul sejak  jaman Adam dan Hawa, perlunya menunjukkan batas sudah ada sejak lama sebelum dikenal pendaftaran pemilikan tanah, pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden tentunya harus sudah diketahui terlebih dahulu batas dari Taman Eden.  Bagaimana batas itu ditunjukkan? Burung-burung, hewan-hewan, dan bahkan ikan-ikan mengenal daerahnya secara instink atau naluri; mereka mentaati batas-batas yang tidak dikenal manusia. Manusia sendiri memerlukan suatu macam tanda untuk  dapat menunjukkan daerahnya, manusia  tidak punya indera tambahan seperti merpati pos mengetahui jalan pulang tanpa peta atau tonggak tanda penunjuk jalan di atas tanah.
 
Dipresentasikan oleh Ir. Tjahjo Arianto, SH., M.Hum, Kepala Bidang Survei Pengukuran dan Pemetaan Kanwil BPN Provinsi Jawa Timur dalam Seminar Nasional peringatan setengah abad Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada  pada tanggal 26 Juni 2009